Bahaya Besar Budaya Yang Membuat Hati Membatu
Segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga,
sahabat dan seluruh pengikutnya yang senantiasa mengikuti jalan
petunjuk-Nya, demikian pula semoga salam atas seluruh Nabi dan
Rasul-Nya. Amien
Dari zaman ke zaman Allah SWT senantiasa menuntun
manusia untuk meningkat kepada jengjang kemulian, sejak dari zaman Nabi
Adam AS Hingga Rasulullah terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW.
Kita memberi sebutan zaman batu dalam konteks kali
ini adalah zaman dimana manusia memiliki hati yang keras membatu.
Sehingga manusia kehilangan jiwa kasih sayang dan akhirnya manusia lupa
diri, lupa akan masa depannya di akherat. Disebabkan hatinya telah keras
membatu tidak mampu lagi menatap masa depan yang akan diterima di
akherat akibat dari perbuatannya di saat sekarang ini.
Ada banyak ayat Allah yang memberikan penjelasan
tentang hati manusia yang menjadi keras membatu diantaranya adalah
firman Allah yang artinya
.
Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras
seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu
sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya
sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di
antaranya sungguh ada yangmeluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan
Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. (QS. 2:74)
(Tetapi) karena mereka melanggar
janjinya, Kami kutuk mereka, dan kami jadikan hati mereka keras membatu.
Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka
(sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan
dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari
mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka
maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhya Allah menyukai
orang-orang berbuat baik. (QS. 5:13)
Maka apakah orang-orang yang
dibukakan Allah hatinya (untuk) menerima agama Islam lalu ia mendapat
cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya) Maka
kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang membatu hatinya untuk
mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. (QS. 39:22)
.
Hati yang membatu adalah hati yang tidak memiliki
rasa takut kepada Allah, hati yang amat sulit untuk menerima petunjuk
Allah, hati yang amat ingkar dengan bimbingan Allah dan hati yang bangga
dengan kesuksesan-kesuksesan yang ditempuh dengan bergelimang dosa dan
kesesatan.
Seluruh umat manusia Allah-lah yang menciptakan,
namun bila hati telah keras membatu maka mereka melupakan jasa-jasa
Allah terhadap mereka, melupakan aturan-aturan Allah yang harus mereka
syukuri dan bahkan sebaliknya mereka bangga dengan kesombongan
kesombongan yang telah mereka lakukan yang kadang-kadang dengan
kesombongan itu mereka menuai kesuksesan dunia yang menakjubkan.
Dalam Al-Qur’an hati yang membatu dapat pula memiliki istilah yang lain, yaitu hati yang terkunci
.
Dan apakah belum jelas bagi orang-orang
yang mempusakai suatu negeri sesudah (lenyap) penduduknya, bahwa kalau
Kami menghendaki tentu Kami azab mereka karena dosa-dosanya; dan Kami
kunci hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran
lagi)? (QS. 7:100)
Mereka itulah orang-orang yang hati,
pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah, dan mereka
itulah orang-orang yang lalai. (QS. 16:108)
Dan di antara mereka ada orang yang
mendengarkan perkataanmu sehingga apabila mereka keluar dari sisimu
mereka berkata kepada orang yang telah diberi ilmu pengetahuan
(sahabat-sahabat Nabi):”Apakah yang dikatakannya tadi” Mereka itulah
yang dikunci mati hati mereka oleh Allah dan mengikuti hawa nafsu
mereka. (QS. 47:16)
Yang demikian itu adalah karena bahwa
sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu
hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti. (QS.
63:3)
.
Hati yang membatu, hati yang terkunci, memiliki makna
yang sama, dan penyebabnya juga sama. Kefasikan adalah sebab musabab
hati manusia menjadi membatu. Kefasikan adalah sikap perbuatan dimana
perintah Allah tidak dijalani dan bahkan disingkiri, sebaliknya larangan
Allah tidak dijauhi tetapi bahkan diperbuat dan amat dicintai.
Budaya hati membatu mungkin saja disebuah penggal
zaman menjadi budaya yang amat digandrungi umat manusia. Para ahli-ahli
kebenaran ditinggalkan dan difitnah, sebaliknya para ahli hawanafsu
dipuja puja dan bahkan dijadikan ikon-ikon peradaban. Namun Allah SWT
memiliki sebuat takdir ketetapan yang berlaku tetap untuk sepanjang
masa.
Peringatan-peringatan yang diberikan oleh Ahli-ahli
kebenaran dan kebaikan sering menjadi olok-olokan dan bahkan ahli-ahli
kebaikan diberi ancaman-ancaman yang menyebabkan terhalangi untuk
meyebarkan kebenaran.
Kebenaran yang menyadarkan umat manusia untuk kembali
kepada Allah. Agar manusia memiliki hati yang mulia dan hati yang
fitrah, hati yang bersih dari lumuran dosa yang menyebabkan hati
membatu, hati terkunci. Namun kadang ahli kebenaran bahkan menerima
kepedihan-kepedihan, Perbuatan kejahatan dan keburukan bahkan merajalela
dan mendapat tempat di hati umat manusia. Namun sebenarnya semua
penyimpangan itu amat sangat dibenci oleh Allah SWT.
.
Orang-orang kafir itu telah menjadikan
sekutu-sekutu bagi Allah supaya mereka menyesatkan (manusia) dari
jalan-Nya. Katakanlah: “Bersenang-senanglah kamu karena sesungguhnya
tempat kembalimu ialah neraka”. (QS. 14:30)
Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan
dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka
kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka). (QS. 15:3)
biarlah mereka mengingkari nikmat yang
telah Kami berikan kepada mereka; maka bersenang-senaglah kamu. Kelak
kamu akan mengetahui (akibatnya). (QS. 16:55)
Dan apabila Kami berikan kesenangan
kepada manusia niscaya berpalinglah dia: dan membelakang dengan sikap
yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus
asa. (QS. 17:83)
agar mereka mengingkari nikmat yang telah
Kami berikan kepada mereka dan agar mereka (hidup) bersenang-senang
(dalam kekafiran).Kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatannya).
(QS. 29:66)
.
Kadang-kadang Allah membiarkan manusia-manusia ahli
kejahatan diberi kesempatan untuk memuaskan kejahatan mereka. Dan bahkan
mereka menemui kesuksesan-kesuksesan yang sangat luar biasa, namun itu
bukan sebagai karunia Allah, tetapi itu adalah pembiaran Allah atas
mereka.
Ketika mereka semua sudah tidak lagi mau mengikuti
petunjuk Allah, maka proses berikutnya adalah proses datangnya siksa dan
azab kepada mereka semuanya. Datangnya azab bisa terjadi ketika mereka
masih hidup di dunia ini, atau mereka akan mendapatkan balasan siksa
besuk di akherat.
Di dalam Al-Qur’an Allah memberi peringatan kepada
Umat Islam agar tidak menempuh jalan-jalan yang menjadikan hati mereka
membatu, karena dengan itu siksa akan dengan tiba-tiba dan tidak ada
lagi kesempatan bertaubat.
.
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus
(rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa
mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka
bermohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. (QS. 6:42)
Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada
Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada
mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras dan syaitanpun
menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan.
(QS. 6:43)
Maka tatkala mereka melupakan peringatan
yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu
kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka gembira dengan apa
yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan
sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. (QS.
6:44)
Maka masing-masing (mereka itu) Kami
siksa disebabkan dosanya, maka diantara mereka ada yang Kami timpakan
kepadanya hujan batu kerikil dan diantara mereka ada yang ditimpa suara
keras yang menguntur, dan diantara mereka ada yang Kami benamkan ke
dalam bumi, dan diantara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah
sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang
menganiaya diri mereka sendiri. (QS. 29:40)
Sumber : http://www.mta-online.com/2012/07/23/bahaya-buesar-budaya-yang-membuat-hati-membatu/
Post a Comment for "Bahaya Besar Budaya Yang Membuat Hati Membatu"
Tidak lengkap rasanya kunjungan anda tanpa satu dua patah kata untuk menyambung silaturahmi..